Minggu, 26 Mei 2013

merauk pelajaran di #SSNB Bantar Gebang


“Mungkin selama ini kita masih mengira hidup adalah untuk diri sendiri.
Padahal kita gak pernah bisa hidup sendiri..”

BantarGebang. 5 Mei 2013.
Semua warga Jakarta tau kalau BantarGebang adalah Tempat Pembuangan Akhir, tapi mungkin hanya sedikit yang tau kalau disana pun terdapat kehidupan manusia.
Dari dulu emang pengen ke BantarGebang, hanya terbatas oleh sempitnya ilmu perangkotan, akhirnya menjadikan keinginan itu hanya sekedar keinginan. Takut nyasar cyiinn ! >.<

Pada akhirnya, Allah memang paling tau jalan terbaik untuk hamba-Nya.
Setelah beberapa tahun terlewati tanpa membahas BantarGebang, suatu waktu ada Broadcast Message masuk. Dengan menyematkan kata kunci “Bantar Gebang” : Acara sosial #SSNB SebarSeribuNasiBungkus @SedekahHarian di Sekolah Alam Tunas Mulia Bantar Gebang .
Tanpa pikir panjang, gw langsung daftar jadi relawan. Dengan target, misi beberapa tahun yang lalu harus dituntaskan.

Dikarenakan ini adalah komunitas yang baru banget dikenal, otomatis gw pun merasa wajib mencari teman untuk diajak serta. Huihihi *ini trik penyelamatan diri ala Bahja :p
Dan lagi-lagi, ini semua emang rekayasanya Allah, karena ketika buka twitter mention yang masuk adalah mention dari Wuri dan Yuska. Yauda deh langsung aja ngajak mereka, dan ternyata respon keduanya positif. Selang beberapa hari, langsung ngajak Tipeh dan ternyata positif jugaaa. :D

Oke. Sudah cukup pembukaannya, sekarang kita masuk ke materi. *jeng jeng jeng –backsound ala KisMis*
Sekitar jam 08.00 pagi, bis relawan dan pengurus @SedekahHarian bertolak dari Balai Kartini menuju Bantar Gebang. Dalam misi #SSNB kali ini, gw bertugas sebagai sie dokumentasi alias live tweet. Berbekal handphone yang –saat itu- bocor baterenya, gw pun menyiasati dengan meminjam handphone Wuri yang –saat itu juga lagi rusak Memory Card –nya- *ampun deh ada aja persoalannya :p

Tapi bukan muslim namanya kalau putus asa. Kalau ada seribu jalan ke Roma, pasti ada beribu cara pula untuk menuntaskan permasalahan ini. Hahaha XD

Dan diperjalanan menuju TKP (Sekolah Alam Tunas Mulia), kami disuguhkan oleh pemandangan gunung. Dari jauh memang terlihat seperti gunung sungguhan, namun ketika didekati, ternyata tumbukan sampah. Fatamorgana kah?

gunung sampah
*semoga di dalemnya gak ada monster sampah.

Harusnya kita mikir. Kita yang menyebabkan sampah itu ada, tapi justru orang lain yang harus menanggung timbunan sampah dari pola konsumtif kita. Harus ada langkah konkrit dan sigap untuk hal-hal seperti ini. Kalau pemerintah lamban, maka mau gak mau ya kita yang harus gerak. MASALAHNYA PERNAH GAK ADA YANG PEDULI?! Itu aja sih. #kemudianjadiorasi

Semakin masuk ke wilayah Bantar Gebang semakin gw gak habis pikir. Bisa-bisanya ada pemukiman, ditempat seperti ini. Atau lebih parahnya, bisa-bisanya timbunan sampah ini dibiarin menumpuk dan dianggurin disini. Keterlaluan banget tata kotanya. =__=


ada beberapa pemukiman warga di tengah tumpukan sampah. innalillahi.



Oke sip. Kita fokus lagi ke #SSNB!
Setelah melewati pegunungan sampah tersebut, sampailah kami di TKP. uyeeeeeeeeeee~
Syukur Alhamdulillah, tempat kami #SSNB masih agak jauhan dari pegunungan sampah tadi, gak kebayang kalau #SSNB ternyata lokasinya disana, ini relawan sama pengurus pada pingsan semua kali ya. Hmmm
Tapi emang gak bisa dipungkiri sih kalau gw emang pengen sekali waktu ke pemukiman terdekat dari pegunungan sampah itu, yap. I pray for the next time. aamiin

Meski hidup ditengah gunung sampah, dengan segala keterbatasan, mereka gak masih bisa tersenyum menyambut kami. Keceriaan mereka saat acara menjalar keseluruh tubuh memberikan kekuatan tersendiri ke gw. *lebay*
Satu hal yang gw belajar dari mereka: kondisi seperti apapun harusnya kita terus bersyukur.

                              tuh mereka tetap ceria :3

Pertama kali nyampe, sebagai relawan lepas (alamak macam pekerja lepas saja kau! *ngomong pake logat batak*), gw, wuri, yuska dan tipeh bingung harus gimana dan ngapain. Kami duduk dan ikut arahan, disuruh geser ya bergeser, disuruh maju ya maju, disuruh diri ya diri. Hahaha berasa pengikut setia yak. Yaudah pokoknya gambaran 15 menit baru nyampe kurang lebihnya gitu deh~
Karena gak betah dengan keadaan begitu dan sadar juga akan tugas, gw pun bangkit dan mulai mengerjakan sesuatu, alias ngetuit :p

Dan gw beruntung, karena dengan pekerjaan ini gw jadi punya banyak kesempatan untuk mengenal lebih dekat mereka. Di tempat gw berdiri, ada Ibu-ibu, guru dan anak-anak kecil yang sangat antusias. Mungkin kami adalah komunitas yang kesekian yang mengunjungi Sekolah Alam tersebut. Tapi mereka masih antusias. Awalnya, karena diwanti-wanti mereka akan berlaku kasar, gw pun hati-hati. Tapi ternyata mereka baik. Buktinya pas gw lagi sibuk-sibuknya twitpic, ada Ibu-ibu ngajak ngobrol, yowes akhirnya gw pun terbawa suasana, ngobrol dan mengabaikan kerjaan. huahaha :p


ini pas pembagian paket sekolah, seneng ngeliat mereka seneng :')

Oia! diluar prakiraan gw, ternyata @SedekahHarian duet maut bareng @ACTForHumanity. Begitu Tim ACT dateng gw langsung deg-degan gak karuan. At that time, my dream to be a real full-time volunteer was knocked me sooo…….. #mohonabaikan

Overall, acara ini kece banget. Dan gw sangat berterima kasih kepada Allah karena udah mengingatkan gw kembali, dan terima kasih @SedekahHarian, karena udah ngizinin gw menjadi salah satu relawannya dan mengantarkan gw Bantar Gebang. Semoga lain kali bisa kesana lagi, dengan langkah menuntaskan misi, amin.
Sukses @SedekahHarian !



Mungkin selama ini kita masih mengira hidup adalah untuk diri sendiri.
Pengekangan atas harta, waktu dan tenaga yang sebenarnya bukan milik kita.
Kita ciptakan ribuan alasan.
mengaku bahwa harta yang didapat selama ini adalah buah dari kegigihan diri sendiri.
mengaku bahwa waktu yang tersedia bahkan tak pernah cukup untuk memenuhi urusan sendiri.
atau bahkan mengaku terlalu lelah.

Kita berdalih seakan-akan kita lupa bahwa disetiap harta, waktu dan tenaga kita terdapat hak mereka yang membutuhkan..

Individualisme itu paham kematian.
Membawa penganutnya menuju kehampaan dan kesendirian.
Padahal manusia gak bisa hidup sendiri.

Sendiri kita mati.
Bersatu kita utuh.
Dan dengan berbagi, hidup kita menjadi berarti..
^^
                                                                                                        [ @bahjaa ]  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar