Astronomi dan Astrologi,
Seumpama Dua Sisi yang Berlainan
Oleh : Bahjatul Fitriyah
- Abstraksi
Bervariasinya ilmu yang terdapat di dunia nyatanya justru menimbulkan beberapa kaitan-kaitan tak terduga yang diciptakan manusia pada masa selanjutnya. Salah satu contohnya adalah disamakannya ilmu astrologi dan astronomi. Kemiripan diantara keduanya mungkin justru timbul karena membahas perihal “perbintangan”.
Sejarah mencatat perbelokan makna astrologi dan astronomi sejak dirumuskannya ketiga hukum gerak Newton, pergeseran paradigma dari fisika Aristoteles ke arah Mekanika Newton semakin terasa. Sebelum adanya Hukum Gerak Kepler, ia percaya bahwa hukum alam bisa dijelaskan secara matematis dan bahwa orbit benda-benda langit bisa dinyatakan sebagai orbit berbentuk lingkaran. Namun lambat laun, Kepler dipertemukan dengan seorang bangsawan Denmark, dianggap sebagai pengamat astronomi terbaik yang juga sering mempraktekkan ilmu astrologi yang bernama Tycho Brahe, Keduanya masa itu masih berpegang pada paradigma Aristoteles bahwa benda langit mempengaruhi kehidupan manusia. Mereka sama-sama gelisah dengan teknik-teknik astrologi kontemporer. Dengan berbekal data pengamatan Tycho Brahe, Kepler berhasil menurunkan tiga hukum pergerakan Planet yang mulai mengubah pandangan orang tentang cara kerja alam semesta.
Sejak itulah, astronomi dan astrologi seumpama dua sisi yang berlainan. Pengamatan Kepler dan teori Mekanika Newton pada masanya menunjukkan bahwa hukum alam yang berlaku di Bumi ternyata sama dengan yang berlaku di langit, hukum alam ternyata bersifat universal. Astronomi sebagai salah satu cabang sains menemukan pijakan yang baru, yaitu teori-teori fisika. Dengan adanya pijakan yang baru ini astronomi semakin menjauh dari astrologi. Pengukuran dan pengamatan benda-benda langit kini tidak lagi dilakukan untuk meramal nasib manusia, tetapi untuk memahami bagaimana alam bekerja.
- Isi
Astrologi berasal dari kata Yunani yang berarti ilmu tentang bintang-bintang. Ilmu ini awalnya digunakan oleh bangsa Kaldea yang hidup di Babilonia pada permulaan tahun 3000 SM (Sebelum Masehi). Jika kita mendasari pada peninggalan artefak-artefak kuno, astrologi telah dikenal lebih tua lagi yaitu sekitar tahun 15.000 SM. Artefak-artefak ini banyak ditemukan di daerah Timur Tengah. Bangsa Cina di Asia kemudian mengadopsi ilmu ini untuk digunakan dalam kesehariannya. Astrologi mendasari ilmunya pada pergerakan benda-benda langit antara lain matahari, planet-planet, bintang, dan bulan. Para astrolog percaya bahwa posisi benda-benda langit ini berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut.
Sedangkan Astronomi, secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.
Astronomi merupakan ilmu peramalan juga namun yang diramal berbeda dengan peramalan astrologi. Penemuan empat satelit Jupiter oleh Galileo Galilei dengan menggunakan teropongnya membawa umat manusia kepada pemahaman baru terhadap objek langit. Pemanfaatan hukum fisika untuk menjelaskan pergerakan benda langit pada era Issac Newton dengan Hukum Gravitasi Newton-nya semakin menegaskan perbedaan antara astronomi dengan astrologi. Astronomi tidak menghubungkan pergerakan benda-benda langit terhadap kehidupan manusia. Astronomi merupakan ilmu sains yang mempelajari, memahami, dan meramalkan peristiwa alam yang terjadi di alam semesta.
Cakupannya tidak hanya matahari, bintang, bulan, dan planet saja tetapi meluas sampai ke galaksi lain atau bahkan kembali ke masa silam, suatu masa di mana alam semesta ini baru terbentuk. Meramalkan dalam kaitannya dengan astronomi lebih dimaksudkan pada upaya untuk memahami bagaimana suatu evolusi ataupun pergerakan benda langit dapat terjadi. Misalnya dalam memprediksi bagaimana kemungkinan sebuah asteroid menabrak Bumi, ataupun berapa lama lagi Matahari akan habis bahan bakarnya dan bagaimana Matahari, bintang terdekat dari Bumi, mengakhiri hidupnya. Di sinilah letak perbedaan antara astronomi dan astrologi. Astronomi mendasarkan ilmunya pada metode ilmiah.
Orang yang bekerja dalam astronomi disebut sebagai astronom. Sedangkan pada astrologi lebih dikenal dengan sebutan astrologer/astrolog.
Astrologi memang secara mendalam pernah digabungkan dengan astronomi, dan perbedaan jelas di antara keduanya diungkap kembali pada masa Galileo. Dia ialah orang pertama yang menggunakan metode ilmiah untuk menguji pernyataan obyektif tentang langit. Astronomi bermaksud mengerti jalannya fisik alam semesta. Hal ini secara khusus sangan menarik dan relevan di astrologi. Fokus utama kebanyakan bentuk astrologi atas korelasi yang tak terbukti antara gerakan fisik badan langit, dan berbagai urusan manusiawi, seperti peristiwa dunia, peristiwa di jiwa pribadi orang, dan bawaan sejak lahir ciri kepribadian.
Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan dilakukan untuk keperluan astrologi. Lambat laun Zodiak pada astronomi dijadikan acuan untuk peramalan astrologi. Secara etimologi zodiak (zodiac) berasal dari kata latin zodiacus yang berarti (lingkaran) hewan. Hal inilah yang melatarbelakangi pemakaian nama-nama binatang untuk menamai zodiak. Sedangkan secara ilmiah, zodiak menyatakan suatu siklus tahunan dari 12 wilayah sepanjang lingkaran ekliptik (yaitu suatu pola lintasan perubahan posisi matahari di angkasa) yang terbentuk karena lingkaran ekliptik ini dibagi oleh gugus-gugus bintang menjadi 12 area dengan ukuran busur yang sama. Padahal fungsi utama zodiak adalah semacam peta kedudukan atau posisi matahari di angkasa, bukan sebagai penentu nasib seseorang.
- Penutup
Berbeda antara keduanya. Astrologi berasal dari kata Yunani yang berarti ilmu tentang bintang-bintang. Astrologi mendasari ilmunya pada pergerakan benda-benda langit antara lain matahari, planet-planet, bintang, dan bulan. Para astrolog percaya bahwa posisi benda-benda langit ini berpengaruh pada kehidupan manusia dan peristiwa masa depan yang akan terjadi dapat diramalkan berdasarkan posisi benda langit tersebut. Sedangkan Astronomi tidak menghubungkan pergerakan benda-benda langit terhadap kehidupan manusia. Astronomi merupakan ilmu sains yang mempelajari, memahami, dan meramalkan peristiwa alam yang terjadi di alam semesta.
Dari dua pengertian tersebut seharusnya sudah cukup jelas bagi para pembaca untuk bisa membedakan apa itu astronomi dan apa itu astrologi. Sebab keduanya memiliki perbedaan yang begitu mencolok. Jika masih saja ada yang menyatakan kesamaannya dengan menyebutkan mereka masih sama-sama membahas seputar ilmu perbintangan. Suguhkan saja kepada mereka fakta bahwa astronomi memang merupakan ilmu peramalan yang berkaitan dengan angkasa namun yang diramal berbeda dengan peramalan astrologi yang justru malah menghubungkan antara perbintangan dengan perjalanan hidup manusia di muka bumi.
- Referensi
From website :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar