Senin, 04 Juli 2011

dalamnya traumaku berkat penipu

harusnya bulan Juli ini tabunganku genap bersaldo 2000. tapi semua tinggal kepahitan belaka saat aku salah memutuskan tentang bisnis yang sedang aku geluti.
1500 itu bukan uang yang sedikit. 1500 itu aku kumpulkan selama berbulan-bulan, mengurangi uang jajanku dan uang makanku. 1500 itu bukan uang yang mudah untuk didapatkan, tapi mereka para penipu dengan mudah mendapatkannya dalam waktu kurang dari 1 minggu.

Allah aku trauma.
waktu itu dunia benar-benar menutupi akal pikiranku, entah dimana akal sehat dan kejujuran yang selama ini aku junjung.
Allah aku trauma.
bank menjadi begitu menakutkan bagiku. ATM begitu menyeramkan dalam pikiranku. Bahkan setiap kali melihat buku tabungan pun hanya air yang meluncur dari kedua kelopak mataku..
Allah aku trauma.
begitu menyiksa karena seharusnya uang itu sudah aku gunakan untuk donasi yayasan, cicilan membuka tabungan haji, dan menghadiahkan pakaian untuk kedua orangtuaku sebelum Ramadhan tiba..

Allah. trauma ini begitu mencekik.
hatiku teriris setiap kali teringat penipuan itu.
sakit sekali rasanya. seakan hatiku terhunus pedang.
sekalipun aku sudah mengaku ikhlas, sekalipun sudah aku lapangkan dan aku pasrahkan semuanya, karena toh sudah terjadi juga. tapi hati berkata lain.
perihnya masih terasa, bagaimana aku menyisihkan uang jajan untuk dapat memenuhi impianku tadi justru malah dengan cepat dan mudahnya berpindah tangan kepada penipu.

Allah aku kesal dan kecewa pada diri sendiri.
sampai hari ini masih terasa menyakitkan, sampai hari ini masih terasa bodohnya diri ini percaya begitu saja kata mereka.

Allah aku trauma luar biasa.
harus bagaimana agar aku bisa keluar dari belenggu hitam kejadian ini.
aku selalu berharap ini hanya mimpi buruk, namun ini kenyataan dan bukan mimpi.
aku takut untuk melangkah, aku takut dan semakin takut.

Allah, rencana apa yang Kau susun di atas kejadian ini?
Sebegitu indahnya kah rencanaMu sehingga di bulan ini Kau harus menempa aku dengan tempaan yang begitu mengena??

Allah, kumohon menetaplah disini bersamaku. karena tanpamu, aku mati..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar